7 Mei 2011

Rasa itu,,, Ukhuwah

Ukhuwah,,, selalu ada getar tiap kata itu terucap. Ukhuwah telah menyelimuti hidupku sejak mata ini terbuka. Saat aku menangis menjerit-jerit menghadapi dunia yang jauh berbeda dengan rahim Ibu. Saat itu, kakak semata wayangku mungkin tersenyum, menyadari bahwa ia tidak lagi sendiri. Ada teman bermain baru yang akan menemani hari-harinya,
Atau mungkin juga ia cemberut, mengingat selama hampir dua tahun ia menjadi satu-satunya pusat kasih sayang orang tuaku. Tapi rasanya kemungkinan pertama yang lebih masuk akal. Terbukti bahwa kakakku begitu menyayangiku selama ini.

Keluar dari lingkungan keluarga, aku bertemu teman-teman sepermainan. Hari-hari aku habiskan bersama mereka. Mengeja tiap bentuk permainan tradisional. Lompat tali, gobak sodor, benti'an, aba'an, pal-palan (apa ya bahasa indonesianya??), bola bekel, petak umpet, pasar-pasaran, masak-masakan, bongkar pasang sampai yang paling aku sukai main barbie. Aku paling suka bermain peran, karena itu aku sangat menikmati ketika meminkan boneka barbie dan memakaikan pakaian jahitanku di tubuhnya, Aku ingat sekali, sesaat menjelang berangkat sholat Id aku memakaikan mukenah di barbieQ, begitu juga ketika aku mengenakan pakaian baru untuk berkunjung ke rumah tetangga. Barbieku juga kebagian baju barunya. Saat itu aku punya banyak teman, aku menyayangi mereka. Tapi usiaku belum cukup bisa memaknainya sebagai ukhuwah Islamiyah.

Di lingkungan sekolah, dari SD, SMP sampai SMA aku selalu punya geng. Meskipun tidak semuanya secara resmi punya identitas. Hanya pas SMP, aku punya geng yang kami beri nama SOS (Student of Seven). Banyak suka duka yang kami lalui, tertawa dan menangis bersama. Tak ketinggalan konflik yang sempat memecah belah persahabatan kami. Lagi-lagi aku sangat menyayangi mereka, sampai sekarang. Tapi belum ada getar ukhuwah yang aneh saat itu.

Memasuki bangku kuliah, aku kembali terlibat ikatan kuat dengan temanku. Kami menamai kelompok kami BPM (Bukan Paviliun Mawar). Sejarahnya panjang sampai kami memilih nama itu. Geng kami lebih suka having fun. Berkeliaran malam-malam keliling kota, wisata kuliner, jalan-jalan ke tempat-tempat asyik, shopping dan berbagai kegiatan hura-hura lainnya. Bukan hanya seneng-seneng sebenernya. Gengku juga aktif menghidupkan organisasi yang kami geluti, meramaikan kegiatan angkatan dan menjadi orang-orang pertama yang eksis di kegiatan ekstrakurikuler. Aku merasakan hubungan yang erat, seperti saudara.

Lalu aku tergabung dengan organisasi keagamaan di kampus. Namanya JMMI (Jamaah Masjid Manarul Ilmi). Awalnya aku ogah-ogahan ikut serta organisasi ini. Tapi entah kenapa seogah-ogahannya aku, aku masih terlihat aktif. Aku sama sekali tidak bisa lepas dari organisasi ini meski hatiku berontak. Tahun demi tahun berlalu. Hingga aku mulai merasakan ada yang lain di hatiku. Aku mulai merindukan wajah-wajah penuh senyum itu, merindukan kegiatan yang hampir tak pernah lepas dari akhir pekan, bahkan merindukan bangunan masjid yang berdiri kokoh di tengah hiruk pikuk kehidupan kampus.

Aku mulai menyadari apa itu ukhuwah sejak menginjak periode 10-11. Departemen yang aku geluti menjawab semua arti perasaan rinduku. Sosok dewasa yang senantiasa mengayomiku menjadi keluarga baru dalam perjalanan hidupku. Dan terlebih sejak aku mengenal mereka. Sekelompok orang dengan berbagai karakter yang membantuku menemukan jati diri. Setelah berhasil menguras air mataku, mengembangkan senyum dan tawaku. Membuatku pusing tujuh keliling dan banyak rasa yang menghampiriku karena mereka. Keluarga RIMBA yang selalu ada di hati. Kini, setelah masa itu berlalu, aku semakin yakin. Rindu ini lahir karena hubungan itu,,, yah, ukhuwah,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar