1 Mei 2011

Ukhuwah, Tak Akan Pernah Redup

Baru kemarin, ketika aku melihat sosok-sosok yang tanpa izin tiba-tiba telah ngontrak di ruang hatiku meneteskan beberapa butir airmata. Seperti ada hawa dingin yang menyusup lewat rongga dada, menggetarkan hati dan membuat jantung berdetak lebih kencang, jadi inget lagu,,, Aku yang selama ini menjadi bayang-bayang alias selalu nguntit aktifitas mereka turut merasakan pergolakan hati ikhwah pejuang itu. Beberapa dari mereka memelukku dengan berurai airmata, "Aku nggak pantes,,," katanya disela isak tangis. Aku jadi gak tega membayangkan begitu beratnya amanah yang akan ia emban satu tahun kedepan. Namun, pikiran itu segera kutepis, mereka orang pilihan yang sudah dipersiapkan untuk menjadi penegak pilar dakwah.

Satu persatu kami bersalaman dan berpelukan, seakan mencoba saling menguatkan. Hingga mataku menangkap bayangan kelompok kecil yang hampir selalu mengiringi langkahku setahun ini. Rasa takut menyergapku, inikah akhir semuanya?

Perlahan kulangkahkan kakiku mendekati mereka. Untuk pertama kalinya aku melihat wajah basah pimpinanku, bulek Nailis,,, disusul saudara-saudara seperjuangan yang lain. Perih hatiku mengingat tidak akan ada lagi intensitas pertemuan dalam acara-acara kaderisasi seperti dulu. Tidak ada lagi senyum simpul dan muka cemberut yang menghiasi syuro' kami. Tidak ada lagi begadang malam menyelesaikan deadline Ukhuwah Production. Tidak ada masakan pedas asin yang mempertaruhkan kelayakan kami sebagai akhwat tulen. Banyak hal yang mungkin akan hilang dari keseharian kami. Sakit sekali,,,

Tapi ukhuwah bukan jabatan yang memiliki masa periode, bukan produk yang punya masa kadaluarsa dan bukan makanan yang akan basi ditelan masa. Ukhuwah lahir dari hati. Apapun yang terjadi, cahayanya tak kan pernah redup. Justru inilah saatnya ia diuji. Apakah cintamu suci, tulus dan bersih? atau justru berpamrih?

Saudara bukan tempat bersandar dalam keterbatasan. Sehingga membuat kita roboh tanpanya. Tapi saudara adalah motivator, yang datang dan perginya memberikan semangat untuk maju. Perpisahan fisik adalah keniscayaan, tapi perpisahan hati hanya kita yang menentukan.

Selamat berjuang saudara-saudaraku,,, hingga detik inipun, aku masih membuka ruang hatiku untukmu. InsyaAllah untuk selamanya,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar