16 Jul 2018

About Happiness


Pagi tadi saya merenung sesaat tentang bagaimana kita mendapatkan kebahagiaan. Sebabnya sederhana. Saya punya teman yang sukses dalam berbagai bidang, tapi toh ternyata tidak semua dari mereka bisa bahagia. Kita mungkin pernah melihat teman yang sukses dalam karirnya, urusannya serba mudah, dalam benak kita pasti dia sangat bahagia. Tapi nyatanya hal itu tidak selalu benar. Di sisi lain, ada orang yang hidupnya sederhana, bahkan cenderung susah, mereka juga tidak bahagia, bisa saja. Lalu sebenarnya hidup macam apa yang bisa bikin bahagia? hidup enak sedih, hidup sederhana sedih...

Pada akhirnya saya menemukan jawabannya, tentu saja ini adalah pendapat pribadi saya. Kebahagiaan pada dasarnya tidak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal seperti karir gemilang, materi berlimpah, pasangan yang setia, dan berbagai ukuran kebahagiaan duniawi lainnya. Bahagia itu datang dari diri kita sendiri. Bagaimana kita mau menyikapi segala kelebihan dan kekurangan kita. Bagaimana kita selalu berfikir positif dan optimis, senantiasa bersyukur dan bersabar, mudah memaafkan, rendah hati.

3 Okt 2017

[Pustaka Kamil] Fundraising apa 'Fun'Draising?



Tulisan ini sebenarnya untuk pustaka Kamil, tapi karena nggak terbit-terbit, tak apalah ditulis disini... meski modelnya curhat, semoga ada hikmah yang bisa diambil.. 

Dimanapun, sedikit banyak urusan uang selalu sensitif. Apalagi jika kita ditarget untuk mencari uang dengan jumlah tertentu, bukan untuk dinikmati sendiri tapi untuk orang banyak. Maka keikhlasan adalah benih yang harus selalu disiram agar tumbuh dan berkembang. Well, inilah departemen kami, Fundraising (FR), departemen yang memiliki tujuan utama menyediakan supporting dana untuk keberlangsungan kegiatan KAMIL. Kalau kau ingin belajar tentang kerjakeras, kesabaran, kegigihan, konsistensi, menejemen waktu, dan beragam tempaan mental disinilah tempatnya. Berbeda dengan departemen lain yang umumnya memiliki kesibukan terjadwal, yakni menjelang dilaksanakannya suatu proker, maka departemen FR memiliki kesibukan rutin, namun insidental. Bekerja dibelakang layar, nampak santai dan ceria, tapi jangan ditanya bagaimana mereka mengeja tiap detik dengan kepala penuh tanya, “target apa kabar?”, “usaha apa lagi ya?”, “tagihan? Pesanan?”. Maka, kebersamaan, keceriaan, dan kepedulian menjadi faktor mutlak yang harus ada di departemen ini. Menjadi embun yang menyejukkan tatkala fisik, pikiran dan hati mulai lelah. Ah, andai saja Allah tidak memilihkan pejuang-pejuang tangguh untuk mengusung amanah ini, mungkin departemen FR hanya tinggal nama. Ceilee..

Borneo, I'm Coming...


Alhamdulillah, Sabtu, 30 September 2017 kemarin diberi kesempatan oleh Allah untuk memulai petualangan baru. Amanah baru ditempat yang baru. Akhirnya... ini adalah pulau besar ketiga di Indonesia yang aku kunjungi. Setelah Jawa, pulau kelahiran, Sulawesi, yang dikunjungi buat kondangan (demi apa coba... demi gratisan.. haha), dan sekarang Kalimantan.

Ceritanya, sejak beberapa tahun lalu, ketika tahu ITS punya adek di Kalimantan sudah sempat terbersit untuk mencoba berbagi ilmu di tempat itu. Alasannya sederhana, penasaran dengan kehidupan di luar pulau Jawa, pengen menjelajah Indonesia, pengen coba tantangan baru, (gak ada sedikit alasanpun yang berhubungan dengan berbagi ilmu.. haha). Dan well, meski keinginan itu tidak cukup kuat, Allah ternyata menghendaki hal itu terjadi. Lulus dari ITB, seperti kebanyakan fresh graduate, aku juga mulai disibukkan dengan keinginan bekerja. Apalagi saat itu kondisi keuangan, baik pribadi maupun keluarga, sedang mengering. Maka satu-satunya yang ada di pikiranku saat itu adalah segera bekerja, bekerja, dan bekerja ( sampai-sampai keinginan menikah yang sempat menguat di akhir masa S2 sedikit terabaikan, wkwk). And here I am... duduk di antara para pengajar Institut Teknologi Kalimantan.

26 Jul 2017

Jarak




Jarak. Kalau dipikir-pikir dalam sebuah hubungan jarak tak selalu berarti negatif. Terkadang kita butuh jarak untuk menumbuhkan rasa-rasa yang tersembunyi saat kita terlalu sering bersama. Bagaimana rindu akan tumbuh jika tiap saat kita bertemu. Seperti kata orang, kita seringkali baru sadar sesuatu itu berarti saat kita sudah kehilangan.

Jarak juga bisa menjadi tabir akan keburukan seseorang. Intensitas pertemuan yang rendah memungkinkan seseorang untuk hanya melihat hal-hal baik pada orang lain. Sebab, hal-hal buruk seringkali baru tampak saat kita berinteraksi dengan seseorang dalam waktu lama. Saya merasakannya sendiri. Ada beberapa orang yang kurang klop dengan saya saat kami berada di instansi yang sama. Banyak sekali hal-hal yang tidak saya sukai darinya. Bisa jadi ini karena hati saya yang kotor. Sehingga cederung memandang negatif seseorang. Tapi intinya ada saja yang membuat kami bercekcok dan berujung pada ketidakharmonisan hubungan kami. Hingga akhirnya suatu saat saya harus keluar dari instansi tersebut. Lama tak berjumpa membuat saya sedikit demi sedikit melupakan hal-hal yang saya pandang negatif tentangnya. Mungkin begitu juga dengannya. Sehingga saat kami kemudian terlibat komunikasi lewat media sosial, kami cenderung bersahabat.

6 Jun 2017

Izinkan Aku Baper




Izinkan aku baper...
Untuk suatu malam yang mendekap hangat ikatan ukhuwah
Bersama kalian aku tak selalu tertawa
Tapi adanya kalian adalah alasanku untuk bahagia
Aku suka, bahkan mulai rindu dengan konflik-konflik kecil kita
Saat kesal bahkan tak mampu menyurutkan rasa sayang
Saat marah bahkan tak kuasa memicu kata pisah
Sebab yang menyatu adalah hati, yang diikat dengan tali suci tak kasat mata
Sebuah jalinan yang dipilin oleh waktu
Dieratkan dengan kepercayaan dan kepedulian yang berpadu
Andai kelak dunia membuat kita terpisah
Semoga hati tetap membisik doa
Untukmu, untuk kalian para saudara
Mari berjanji bertemu di surga

Senin, 5 Juni 2017

4 Jun 2017

From My Sukulen


Fainna maál úsri yusraa. Inna maál úsri yusraa..

Maha benar Allah dengan segala firmanNya.

Alhamdulillah, Alhamdulillahi Rabbil Áalamiin... seakan tak cukup syukur terucap atas semua kemudahan yang Allah berikan. Dia yang memberi solusi bagi tiap masalah. Dia yang menjadikan hati berada dalam ketenangan. Dia yang menanamkan kepercayaan diri.

Saya ingat sebuah pengalaman yang menyadarkan saya tentang kuasaNya. Bahwa tak ada yang tak mungkin bagi Allah. Bahwa bagi tiap kesulitan ada kemudahan. Bahwa bagi tiap masalah ada solusi. Bahwa nikmat Allah lebih berlimpah dari ujianNya.

16 Mei 2017

Tentang Ukhuwah



Kutitipkan salam pada rindu yang diam-diam merayap
Rindu yang tak pernah terucap, tak pernah tersampaikan
Kutitipkan salam pada lirih doa di kesunyian
Doa yang kuharap menyentuh langit, memantul pada hati yang dikasih
Sebab caraku berukhuwah tak berlisan
Caraku mengasihi tak harus menuai kasih
Pada diam, pada sunyi... kubisikkan namamu pada Rabbku...

Persahabatan, persaudaraan, entah bagaimana bisa menjadi perasaan yang begitu emosional. Saya ingat seorang teman yang cerita kalau dia pernah menangis karena merasa kakak yang selama ini perhatian padanya jadi lebih perhatian ke orang lain. Menjadi biasa jika ini adalah kakak kandungnya, tapi ini kakak ketemu gede. Seseorang yang lebih tua, akrab, lalu dianggap kakak. Sering juga dulu waktu di pesantren denger konflik kakak adek dari anak-anak yang tinggal di pondok. Lagi-lagi ini kakak adek ketemu gede. Saya nggak habis pikir bagaimana bisa seseorang cemburu kepada orang yang dianggap kakak/adek itu. Sedalam apa sebenarnya perasaan yang tumbuh diantara mereka.