7 Mei 2011

Rasa itu,,, Ukhuwah

Ukhuwah,,, selalu ada getar tiap kata itu terucap. Ukhuwah telah menyelimuti hidupku sejak mata ini terbuka. Saat aku menangis menjerit-jerit menghadapi dunia yang jauh berbeda dengan rahim Ibu. Saat itu, kakak semata wayangku mungkin tersenyum, menyadari bahwa ia tidak lagi sendiri. Ada teman bermain baru yang akan menemani hari-harinya,

4 Mei 2011

Cinta Bisu tak Berbalas

Oke, sesuai janjiku kemarin. I'll tell about my love,,, Aku sebenarnya tidak terlalu yakin apa aku pernah benar-benar jatuh cinta kepada lawan jenis dalam arti cinta yang "begituan". Yang aku tahu, aku mencintai Rasulullah, mengagumi beliau dan merindukan bertemu di jannahNya. Aku juga mencintai Bapak, adek, mbah kakung dan keluargaku. Aku mencintai teman-teman laki-lakiku seperti aku mencintai teman-teman perempuanku. Intinya aku sudah berkali-kali mencintai lawan jenis, tapi aku tidak yakin apa aku pernah mencintainya dengan cinta yang sama seperti yang dimiliki Hawa kepada Adam, Khodijah kepada Muhammad, Fathimah kepada Ali , atau Ibu kepada Bapak.

3 Mei 2011

Cinta,,, menyakitkan??

Seorang teman mengadu padaku lewat sms yang nyelonong masuk ke inbox HP di tengah-tengah materi kewarganegaraan.

"Ya Allah jika memang yang terjadi di antara mereka seperti omongan orang-orang, saya akan berusaha ikhlas ya Allah.. mungkin Allah punya rencana yang jauh lebih indah dari pada rencana saya."

Aku tersenyum membaca sms itu, seketika aku bisa menebak apa maksud si pengirim. Yah, sang pengirim yang tengah dimabuk asmara sedang mengadukan kegalauan hatinya. Pria idamannya dikabarkan memiliki perasaan kepada orang lain. Hal yang wajar memang mengingat teman gadisku itu sama sekali tidak pernah menyatakan perasaannya kepada si pria. Ia dengan segala keterbatasannya berusaha untuk tidak menembus tabir aturan Tuhannya. Ia mendambakan pengungkapan cinta yang diawali ijab qobul.

Cinta memiliki sifat fitrah yang indah, bagaimanapun kondisinya, asalkan dijalani sesuai dengan aturanNya. Maka apakah memendam perasaan cinta pada lawan jenis adalah sebuah penyiksaan? tentu saja tidak. Lagi-lagi itu indah. Ada indah ketika menyebutnya dalam istikhoroh, ada indah ketika menundukkan pandangan saat ia lewat, ada indah ketika mengikhlaskan dia bersama yang lain dan super indah ketika akhirnya khitbahnya datang.

Bicara tentang penantian, cinta bisu yang tak terbalas, aku bisa bercerita panjang lebar,,, pengalaman pribadi. Hehe,,, but next time aja yah,,, sekarang lagi ditunggu antek-antekku, diajak makan di kantin Biologi,,,

Tak Seindah Sentuhan Mata

 Nasyid lagi,,, berhasil menyemangatiku untuk terus melangkah di jalanNya,,, Luph nasyid n Yang Maha Pencipta,,,
Cekidot,,,,
Sekeping hati di bawa berlari
Jauh melalui jalan nan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang
Di depan matamu para pejuang

Tapi jalan kebenaran
Tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda
Ada perangkap menunggu mangsa

Akan kuatkah kaki yang melangkah
Bila disapa duri yang menanti
Akan kaburkan mata yang menatap
Pada debu yang pastikan hinggap

Mengharap senang dalam berjuang
Bagai merindu rembulan ditengah siang
Jalannya tak seindah sentuhan mata
Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba

1 Mei 2011

Ukhuwah, Tak Akan Pernah Redup

Baru kemarin, ketika aku melihat sosok-sosok yang tanpa izin tiba-tiba telah ngontrak di ruang hatiku meneteskan beberapa butir airmata. Seperti ada hawa dingin yang menyusup lewat rongga dada, menggetarkan hati dan membuat jantung berdetak lebih kencang, jadi inget lagu,,, Aku yang selama ini menjadi bayang-bayang alias selalu nguntit aktifitas mereka turut merasakan pergolakan hati ikhwah pejuang itu. Beberapa dari mereka memelukku dengan berurai airmata, "Aku nggak pantes,,," katanya disela isak tangis. Aku jadi gak tega membayangkan begitu beratnya amanah yang akan ia emban satu tahun kedepan. Namun, pikiran itu segera kutepis, mereka orang pilihan yang sudah dipersiapkan untuk menjadi penegak pilar dakwah.

Satu persatu kami bersalaman dan berpelukan, seakan mencoba saling menguatkan. Hingga mataku menangkap bayangan kelompok kecil yang hampir selalu mengiringi langkahku setahun ini. Rasa takut menyergapku, inikah akhir semuanya?

Perlahan kulangkahkan kakiku mendekati mereka. Untuk pertama kalinya aku melihat wajah basah pimpinanku, bulek Nailis,,, disusul saudara-saudara seperjuangan yang lain. Perih hatiku mengingat tidak akan ada lagi intensitas pertemuan dalam acara-acara kaderisasi seperti dulu. Tidak ada lagi senyum simpul dan muka cemberut yang menghiasi syuro' kami. Tidak ada lagi begadang malam menyelesaikan deadline Ukhuwah Production. Tidak ada masakan pedas asin yang mempertaruhkan kelayakan kami sebagai akhwat tulen. Banyak hal yang mungkin akan hilang dari keseharian kami. Sakit sekali,,,

Tapi ukhuwah bukan jabatan yang memiliki masa periode, bukan produk yang punya masa kadaluarsa dan bukan makanan yang akan basi ditelan masa. Ukhuwah lahir dari hati. Apapun yang terjadi, cahayanya tak kan pernah redup. Justru inilah saatnya ia diuji. Apakah cintamu suci, tulus dan bersih? atau justru berpamrih?

Saudara bukan tempat bersandar dalam keterbatasan. Sehingga membuat kita roboh tanpanya. Tapi saudara adalah motivator, yang datang dan perginya memberikan semangat untuk maju. Perpisahan fisik adalah keniscayaan, tapi perpisahan hati hanya kita yang menentukan.

Selamat berjuang saudara-saudaraku,,, hingga detik inipun, aku masih membuka ruang hatiku untukmu. InsyaAllah untuk selamanya,,,