8 Feb 2016

Ketika Hati Mengucap Syukur


Manusia, begitu mudah mereka menghakimi diri sendiri sebagai orang yang malang, tidak beruntung, menderita. Yah, karena hal negatif memang lebih mudah terlihat daripada hal-hal positif. Sedikit sakit lebih terasa dibanding kesehatan yang melimpah. Sedikit kegagalan lebih menghantui dibanding banyaknya keberhasilan.

Pagi menjelang siang, aku duduk di kamar kos, sendiri, menatap langit cerah berawan melalui jendela kaca. Bete, hari ini hari libur dan aku tidak punya rencana liburan apapun. Teman sekos pergi. Maka tinggallah aku dipenjara dinding-dinding kamar kos. Beberapa menit mencoba membuka-buka diktat kuliah, but I dont have any mood to read those strange syimbols. Akhirnya aku memilih berkutat dengan tab di tangan. Menyapa beberapa orang di grup WA, hingga aku mengingat seseorang. Salah satu sahabat, bisa dibilang kakak, yang dulu sering menghabiskan waktu bersama semasa S1.