28 Jul 2013

Untitle

Sekali lagi, ini tentang prinsip, tentang janji yang telah kubuat pada diri sendiri, yang secara langsung didengar dan disaksikan oleh Tuhanku. Aku tak akan menembus batas itu. Batas yang dibuat begitu tinggi dan kokoh seperti tembok China. Aku akan berusaha, meski jiwa negatifku senantiasa menggoda untuk menggerogoti batas itu. Aku, aku akan terus bertahan. Berdiri di barisan terdepan dalam perjalanan ini.

Hei, ini mungkin juga prinsip Siti Fathimah, yang tetap menggembok perasaannya dalam kamar rahasia bernama hati. Bukankah akhirnya ia sendiri yang menyerahkan kunci gembok kepada sang empunya saat mereka halal. Aih, bahasaku begitu berbelit-belit. Berputar seperti roda kendaraan. sengaja, aku harap kalian tak pernah mengerti. Meski aku yakin sebagian dari kalian cukup jeli untuk bisa memahaminya.

Apakah aku terlalu sok suci? Bukan, aku sama seperti kalian yang punya perasaan dalam hati. Bedanya, aku memilih untuk diam. Aku pengecut? munafik? ah,, kalian hanya mencoba membela diri dengan mengkambinghitamkan para pelaku kebenaran. Tak ada kata munafik untuk orang yang menjaga harga dirinya. Mungkin kalian lupa, wanita telah dijunjung derajatnya oleh Rasulullah. Hingga ia menjadi permata dalam lautan kehidupan. Lantas, munafikkah orang yang menjaga kemilau mutiaranya? menjaga agar tak ada goresan dalam bentuk sempurnanya?

Kalian harus belajar lagi. Demikian juga kami para wanita sok suci. Tak ada orang yang seratus persen benar, atau seratus persen salah. Kalian mungkin benar di satu sisi. Tapi kami mencba menjaga kebenaran di sisi lain.

Apa ini??? menggerutu di tengah hari, It doesn't mean anything actually,, Just wanna write something. It was long time ago when I wrote, so I think I should try to write everything in my mind. Just for one reason, to keep my ability in writing that I feel becomes weaker,,