12 Jun 2012

Gagal Mengajar?? Fiuh,,,

Aku pernah gagal dalam belajar. Menjadi saksi atas bobroknya nilai dengan tatapan bisu. Antara dikurung penyesalan dengan merayap mencari kambing hitam. Terkadang kutemukan serentetan tersangka yang harus bertanggung jawab atas kegagalanku. Kegiatan seabrek, amanah bejibun, malas tak tertahankan, ibadah yang bolong-bolong dan berbagai kambing hitam yang sebenarnya bukan kambing, apalagi hitam. Yang pasti aku mendapat pembelaan dari semua itu.
Saat ini aku juga gagal. Bukan gagal dalam belajar, tapi mengajar. Sock rasanya melihat deretan nilai 4 dan 5 memenuhi daftar nilai murid-muridku. Mereka bodoh? tidak juga. Pendidik yang baik adalah yang bisa membuat pelajaran sulit menjadi gampang, bahkan untuk seorang anak dengan intelektual kurang. Terkadang aku merasa berhadapan dengan para korban yang menatapku dengan ekspresi aneh. Buah dari percampuran perasaan yang aku sendiri kuwalahan mengartikan. Sebagian yang bisa kutangkap adalah bingung, capek, sumpek, males. Intinya semua bersifat negatif. Mereka membenciku? tidak juga. Mereka terlihat have fun saat aku masuk, setidaknya sebelum kumulai deretan materi.
Sesekali aku mengajak mereka refreshing, bermain kuis-kuisan, game matematika, sekadar ngobrol dan sharing, sampai nonton film yang sebenarnya tidak ada dalam kurikulum. Tapi,,, tetap saja, matematika menjadi momok.
Aku mencoba mencari kambing hitam atas kegagalanku. Mereka nggak belajar, matematika emang sulit, atau soalnya yang kelewat susah? aiiih,,, aku sudah buat soal semudah mungkin. Memang sih, ada juga yang nilainya kepala 9, tapi itu juma segelintir. Minoritas dibanding yang jelek-jelek.
Kadang aku berpikir jangan-jangan aku kuwalat sama guru-guruku dulu. Aku, zaman sekolah, paling hobi ngerjain guru, apalagi guru baru. Suatu kepuasan melihat mereka berdiri dengan tampang bingung dan grogi abis. Bermandikan keringat dingin yang sibisa mungkin ditepis. hehe,,, maap ya pak, bu,,,
Kalu dulu aku seneng berlagak sok pintar (emang pinter,,, hehhe) nguji guru baru. Sekarang mereka malah mengujiku dengan tatapan super duper aneh. Pernah liat orang yang lagi ngeblank? yah, begitulah mereka menatapku. Guru mana yang gak geregetan melihat wajah-wajah seperti itu. Dimasuki materi pun percuma. Kagak bakal masuk,,,
Hmm,,, mungkin karena baru beberapa bulan mengajar, jadi kemampuanku menjelaskan juga mbulet kaya benang ruwet. Bukan salah mereka juga kalau mereka tidak bisa memahami penjelasanku. Fiuh,,,
Yah, semoga saja suatu saat kemampuan mengajarku lebih baik. Benar juga, mencerdaskan diri sendiri sepertinya lebih mudah daripada mencerdaskan orang lain. Maaf ya adek-adek,,,

1 komentar:

kampongbulu mengatakan...

semangat bu guyu

Posting Komentar