28 Sep 2011

Didamprat Kajur Reek,,,

Hari ini hebat,,, untuk pertama kalinya didamprat habis-habisan ma Kajur. Setelah bertahun-tahun hanya mendengar curhatan teman-teman yang langganan dimarahi beliau, akhirnya hari ini aku merasakannya sendiri. Masalah kecil. Aku hanya tanya kelanjutan beasiswa fastrack yang aku ikuti beberapa minggu lalu. Aku tahu kalau beliau suka mempermasalahkan hal-hal kecil, hobi mendamprat mahasiswa, jangankan mahasiswa, dosen ja gak da yang betah. Tapi aku mengira kalau aku menggunakan bahasa yang sangat sopan, meletakkan beliau sebagai orang yang aku hormati semua akan berjalan lancar. Ternyata perkiraanku salah.


Awal cerita, aku mendengar kabar kalau temanku yang juga mengikuti fastrack telah mengambil sit in S2. Menurut sosialisasi yang aku ikuti kemarin, semua pendaftar Fastrack dinyatakan lolos. Itu berarti aku, dan tujuh temanku yang lain juga bisa sit in S2. Akan tetapi sampai detik ini, kami belum dipanggil oleh pak kajur. Untuk mencari kejelasan, aku dan Tafrikan, temanku sesama penerima beasiswa Depag, menemui beliau. Hanya setangkai kalimat yang aku ucapkan, "Pak, kami mau bertanya terkait beasiswa fastrack kemarin. Menurut kabar dari Pak Adi daftar peserta yang lolos sudah sampai di jurusan. Kami mau mengonfirmasi apa nama kami ada di daftar." Menurutku kata-kata itu sama sekali tidak memojokkan beliau. Murni kalimat tanya. Tapi entah respon apa yang sampai di otak beliau sampai beliau marah sejadi-jadinya. Dibilang kami memojokkan beliau lah, gak tau aturan lah, asal ngomaong,  gak bermoral. Ya Rabbi,,, kalaupun aku orangnya ceplas ceplos tapi aku selalu berkata dengan sangat sopan kepada orang tua, apalagi itu kajurQ.

Kemarahannya menjalar sampai menjelek-jelekkan mahasiswa depag. Beliau bahkan di depan kami menelepon secara loudspeaker ke pak Adi yang justru membenarkan pernyataan kami. Aku yakin pak kajur langsung cegEk. Pak Adi secara terang-terangan membenarkan semua yang kami katakan.

Satu kalimat yang aku ingat betul, "Nek ngene caramu, bakal tak cegat terus." dan itu beliau tunjukkan dengan terus berusaha meyakinkan pihak birokrasi agar tidak meloloskan anak-anak depag saat mengikuti beasiswa fastrack. Ada satu hal yang membuat beliau tersinggung. Saat kami mendaftar beasiswa kami tidak sebagai rekomendasi jurusan. Kami juga tidak terpikirkan untuk melapor kepada beliau. Bukan karena kami sembunyi-sembunyi atau takut tidak diizinkan seperti tuduhan beliau. Kami hanya tau kalau mendaftar beasiswa memang bisa dilakukan secara langsung tanpa melalui jurusan. Kecuali jika beasiswa tersebut mensyaratkan izin dari jurusan. Rektorat saja tidak keberatan, kenapa beliau bisa semarah itu??

Terkait masalah depag, beliau beralasan bahwa kami terikat  perjanjian untuk mengabdi. Beliau tidak akan pernah mengijinkan anak depag mengikuti beasiswa S2. Padahal Depag secara terang-terangan mendukung mahasiswanya yang ingin kuliah di luar negeri. Aku sudah coba menjelaskan hal itu, namun yang aku dapat hanya tuduhan pembohong, mengada-ada. Kami sama sekali tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan. Semua kalimat yang kami ucapkan dicut dan disalahkan. Ealah pak, opo karep sampeyan,,,

Endingnya,,, berdampak pada seluruh mahasiswa depag yang ikut fastrack. Kami semua terancam tidak mendapat beasiswa tersebut. Maaf ya teman-teman, gara-gara kajur saya semua jadi kacau,,,

Tapi pengalaman ini memberikan pelajaran bagiku. Aku faham bagaimana perasaan orang yang dimarahi karena salah atau hanya disalahkan. Aku mencapai ketenangan yang luar biasa saat menghadapi beliau. Takut? sama sekali tidak. Bertolak belakang dengan perasaanku saat dimarahi ketika aku salah. Super duper takut. Sekarang aku semakin yakin kalo aku akan kuat menegakkan kebenaran. Berani karena benar, takut karena salah. Thanks Allah,,,

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Semangat mill :(

Miel, D'Smart Dimples mengatakan...

selalu,,,,

Posting Komentar