4 Jul 2011

Tetes Kasih

Berapa kali harus aku katakan tidak,
Mengingkari rindu yang tertahan,
Menimbun dalam bayangannya,
Meyakinkan diri bahwa rasa ini bukan cinta,

Menyayanginya karena ia istimewa,
Akankah ia dibilang cinta?
Tersenyum riang melihat wajahnya,
Akankah ia dibilang cinta?
Menginginkan diri mendampinginya,
Akankah ia dibilang cinta?

Rabbi,,, terlalu lemah hambaMu diperbudak nafsu,
Jika aku menyayanginya karena fisik yang sempurna,
 Maka jauhkan ia dariku,
Jika kasih ini karena kelebihan akalnya,
Maka jangan biarkan aku memilikinya,
Tapi jika sayangku karena akhlaq dan aqidahnya,
Maka izinkan aku mendampingi perjuangannya.

Hingga detik ini Ya Rabb,,,
Kuikhlaskan dia memilih yang lain,
Karena perhitunganku menempatkan ia begitu jauh di atas
Namun jika Engkau berkehendak membuka celah yang harus kuisi,
Kirimkan dia untuk memintaku,

Dalam penantian Mu’min sejati,,,
“Leleh airmataku mengikhlaskan cinta selainMu Ya Rabb,,, karena hamba ingin menempatkanMu di cinta tertinggiku. Jangan biarkan hatiku terkotori oleh cinta nafsu. Sungguh, hamba pasrahkan semua padaMu, karena Engkaulah Yang Maha Tahu. Kirimkan hambaMu yang sholeh untuk melengkapkan dienku, yang akan mencintaiku karena cintanya kepadaMu, yang akan kutautkan baktiku padanya sesuai perintahMu. Amiin,,,”

2 komentar:

OraNge-dAY mengatakan...

wooo,,,millah pinter buat puisi ini,,hehe,,bagus bagus

Miel, D'Smart Dimples mengatakan...

hehe,,, klo lg melow mang jd pinter mnyusun kata,,, manusiawi,,,

Posting Komentar