Jarak. Kalau dipikir-pikir dalam sebuah hubungan
jarak tak selalu berarti negatif. Terkadang kita butuh jarak untuk menumbuhkan
rasa-rasa yang tersembunyi saat kita terlalu sering bersama. Bagaimana rindu
akan tumbuh jika tiap saat kita bertemu. Seperti kata orang, kita seringkali
baru sadar sesuatu itu berarti saat kita sudah kehilangan.
Jarak juga bisa menjadi tabir akan keburukan
seseorang. Intensitas pertemuan yang rendah memungkinkan seseorang untuk hanya
melihat hal-hal baik pada orang lain. Sebab, hal-hal buruk seringkali baru
tampak saat kita berinteraksi dengan seseorang dalam waktu lama. Saya
merasakannya sendiri. Ada beberapa orang yang kurang klop dengan saya saat kami
berada di instansi yang sama. Banyak sekali hal-hal yang tidak saya sukai darinya.
Bisa jadi ini karena hati saya yang kotor. Sehingga cederung memandang negatif
seseorang. Tapi intinya ada saja yang membuat kami bercekcok dan berujung pada
ketidakharmonisan hubungan kami. Hingga akhirnya suatu saat saya harus keluar
dari instansi tersebut. Lama tak berjumpa membuat saya sedikit demi sedikit
melupakan hal-hal yang saya pandang negatif tentangnya. Mungkin begitu juga
dengannya. Sehingga saat kami kemudian terlibat komunikasi lewat media sosial,
kami cenderung bersahabat.
Pengalaman lain saya rasakan pada salah satu teman.
Kebetulan kami aktif di organisasi yang sama. Tidak heran interaksi kami
tergolong cukup intens. Disamping itu, persamaan karakter yang cenderung suka
bercanda dan puitis membuat kami sering terlibat obrolan. Membahas hal-hal yang
tidak penting hingga candaan-candaan terkait hati. Begitulah, awalnya saya
hanya merasa nyaman setiap kali mengobrol dengannya. Hingga suatu hari dia
menghilang dengan tiba-tiba. Tanpa kabar dan berita. Saat itulah saya baru
merasa kehilangan seseorang. Seorang teman yang dulu selalu membuat hari-hari
saya berwarna. Teman yang beberapa kali membantu saya bangkit saat jatuh. Yah,
jarak menyadarkan saya akan pentingnya seorang teman.
Menulis ini, saya sendiri sedang berjarak
berkilo-kilo jauhnya dari keluarga. Membuat saya tersadar betapa ketika saya di
rumah segala hal menjadi lebih mudah. Ada ibu, bapak, dan saudara-saudara saya
yang selalu membantu dan menemani. Jarak ini menyadarkan saya betapa begitu
banyak wujud kasih sayang mereka yang diberikan pada saya. Jarak ini juga yang
membuat saya berfikir, bahwa jarak tak selamanya negatif. Sebab sejauh apapun
fisik kita berjarak, tak berarti apapun jika hati kita senantiasa dekat.
Aku tak akan lagi takut dengan jarak, kawan... Sebab
aku yakin, doa-doa kita yang berpendar di langit akan mewujud tali kasih yang
mendekatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar